Arisan Online Resmi

Arisan Online Resmi

Sebagai karyawan swasta, berita kenaikan gaji PNS menjadi angin lalu yang sering dilewatkan begitu saja. Saat musim tahun ajaran baru PNS mendapat tambahan biaya untuk anak-anaknya menyiapkan diri masuk sekolah, sebaliknya karyawan swasta bingung mencari tambahan pendapatan. Entah berhubungan atau tidak dengan rantai distribusi barang, kenaikan gaji PNS ini kemudian sinkron dengan harga komoditi yang turut merangkak naik, meskipun keduanya tidak terdapat hubungan sebab akibat. Membaca kecemburuan karyawan, dalam rapat rutin bulanan, pimpinan lembaga selalu mengingatkan tidak ada korelasi antara kenaikan harga barang dengan gaji.

Saya bukannya gak suka ngikutin petuah penasehat keuangan seperti Mbak Prita Ghozie, tapi ya yang dicontohkan kok ya nominalnya enak disebut. Misal gaji 10ni juta, nyisihin nabung 10% sebulan 1 juta. Nah, banyak dari kita yang perlu paksaan luar biasa untuk bisa disiplin menabung. Mulai dari buka rekening tanpa kartu ATM, investasi properti (padahal kredit rumah tinggal), logam mulia (berujung di pegadaian) semua terasa sulit, bener gak mahmud (mamah muda) cantik? Sulitnya mendisiplinkan diri menabung mendorong kita mencari seseorang, atau sistem yang memaksa menabung. Titip mertua, duh kok serem bingung pas narik simpanan, eh. Pilihan pun jatuh pada sistem menabung berkomunitas, alias arisan.

Niat awal seseorang menjadi peserta arisan biasanya adalah menahan pembelanjaan. Di lingkungan tempat tinggal arisan adalah sarana silaturahmi antar warga sambil menunggu siapa yang kebagian rejeki. Di tempat kerja, arisan menjadi alasan rekan-rekan kerja berbeda divisi berkumpul sambil menunggu door prize, yang sebenarnya adalah pergiliran iuran kita sendiri. Arisan membutuhkan kepercayaan yang tinggi pada komitmen semua pesertanya untuk menyelesaikan semua tahapan. Bagaimana dengan arisan on-line?

Saya sendiri mengenal arisan online karena nekad menjadi peserta. Haha eh.. Baik, saya mulai ceritanya. Arisan yang saya ikuti ini bernilai Rp20 juta per 2 minggu dengan sistem menurun, artinya setiap peserta menyetor jumlah yang berbeda. Semakin lama giliran, semakin kecil jumlah setoran. Jumlah peserta 36 orang. Artinya arisan akan berlangsung selama 18 bulan dengan skema sebagai berikut: 700 (admin), 700 (kedua), 680, 680, 670, 670, 650, 650, 620,620, 620, 600, 600, dst urutan terakhir (ke36) 400 (dalam ribuan)

Kita coba hitung misal : urutan pertama, setoran 700 x 35 = Rp 24.500.000; sedangkan urutan ke 36, jumlah setoran 400x35 = Rp14 juta. Sekilas ini tampak seperti berbagi. Silakan jika ada pendapat lain di komentar ya. Ada beberapa anggota yang mengambil lebih dari 1 slot termasuk admin. Admin di sini mengelola arisan, menagih japo (jatuh tempo setoran) lewat broadcast di grup sosial media, termasuk menetapkan rule (aturan) yang mesti dipatuhi tiap peserta. Di antara rule tersebut adalah setiap peserta wajib menyertakan identitas lengkap, scan buku tabungan, KTP, nama akun sosmed asli ke dalam album grup. Admin dapat apa? Di arisan admin mendapat upah Rp 10 ribu tiap slot.

Bagaimana dengan komitmen peserta? Para peserta diwajibkan mengirimkan surat perjanjian bermaterai yang dikirim via pos ke alamat admin. Kenyataannya, surat perjanjian ini tidak sepenuhnya dipatuhi. Kasusnya ada peserta yang sudah mendapat arisan kabur begitu saja. Karena sebagian besar anggota tidak saling kenal, bahkan hanya kenal di grup line arisan ini saja, sulit melacak orang yang pergi tersebut. Dan ternyata alamat yang diberikan pun palsu. Kemana, dimana dimana? Kami semua bernyanyi Alamat Palsu Ayu Ting Ting. Kasus ini sudah diperkarakan ke Kepolisian dan sedang menunggu proses penyelidikan. Dan siapa paling terbebani urusan hukum ini? Ya siapa lagi kalau bukan admin. Tapi dalam hal ini admin tidak menalangi pembayaran slot yang tidak melunasi setoran. Jadi dalam kasus seperti ini semua anggota termasuk admin adalah korban.

Kasus berhenti mendadak di tengah arisan juga rentan terjadi di arisan online. Dalih yang dipakai biasanya adalah peserta tersebut tidak mampu lagi membayar. Akhirnya arisan terpaksa di-oper slot. Nah istilah apa lagi ini? Jadi arisan setengah jalan ini ditawarkan kepada orang lain yang bersedia melanjutkan pembayaran setoran selanjutnya. Misalnya si A besar japo 600. Di penarikan ke 5 dia sudah tidak sanggup melanjutkan. Uang yang telah ia bayarkan adalah 600 x 4 =Rp2.400.000. Maka orang yang melanjutkan mengganti uang yang telah masuk ini dengan membayar langsung ke si A, kemudian meneruskan setoran ke 5 sebesar Rp 600 ribu per japo hingga arisan selesai. Kadangkala, orang yang putus arisan ini sangat butuh uang hingga oper slotnya ditawarkan murah, misalnya hanya Rp2 juta saja. Kalau admin cukup pengertian, dia yang akan cari orang untuk oper slot, namun ada juga admin tegas yang mewajibkan si calon Drop Out (DO) arisan ini mencari sendiri penggantinya, plus potong biaya admin huhu.. Berhubung ada satu peserta kabur, dan oper slot giliran-giliran bawah ini menunggu sambil cemas hehe. Hal menarik dari arisan online ini layaknya komunitas dalam jaringan lainnya adalah berkumpulnya berbagai individu berbagai usia dan profesi. Sebagian besar adalah pemilik online shop yang diisi anak-anak muda mandiri dan punya penghasilan di atas karyawan swasta kecil, namun ada juga ibu rumah tangga, PNS, dan mahasiswa. Saya sedikit kagum lebih kepada takjub bin heran, karena mereka yang berusia awal 20-an ini nekad mengikuti arisan lebih dari 1 grup. Di sinilah saya melihat adanya pertimbangan yang belum matang dalam pengelolaan keuangan peserta muda ini. Membandingkan dengan saya dengan gaji bulanan yang hanya ikut 1 slot pun berduet, mereka bisa ikut hingga 3 arisan. Tak heran potensi operslot menjadi tinggi. Sistem arisan sekarang ini juga sedang tren digunakan sebagai metode penjualan barang kredit. Mekanismenya sama saja dengan arisan uang, hanya peserta nantinya mendapat barang. Seperti kredit yang menggoda. Lalu tak sedikit mereka yang sebenarnya tidak cukup mampu memiliki barang mahal jika membeli tunai, dipilihlah kredit barang ala arisan. Berhubung kelemahan arisan online ini adalah interaksi yang dibatasi teknologi, komunikasi hanya via aplikasi sosial, siapkan beberapa akun yang dapat dihubungi disamping tidak melupakan sarana konvensional seperti nomor kontak dan email. Sebelum ikut serta sebaiknya pelajari benar-benar peraturan arisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Lihat Gaya Hidup Selengkapnya

Membuat Contoh List Arisan Online

Pandemi covid-19 yang mulai ramai di Indonesia Maret 2020 lalu, menyebabkan perubahan yang sanga signifikan pada tatanan kehidupan masyarakat. Pasalnya bukan hanya berdampak pada angka kesehatan tetapi tentu juga sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Perekonomian di masa pandemi menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan oleh pemerintah pula. Sepanjang April hingga Desember 2020, program bantuan sembako atau Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) sudah terealisasi mencapai 97,59 persen atau setara dengan Rp 41,56 triliun dari target Rp 42,59 triliun. Ini merupakan angka yang sangat fantastis sekali yang pernah dikeluarkan oleh pemerintah secara Cuma-Cuma.

Dampak perekonomian yang di alami ini, ternyata tidak semua masyarakat merasakannya. Pasalnya bagi keluarga dengan perekonomian menengah keatas, pandemik ini justru digunakan sebagai ajang untuk mencari peluang bisnis dan menimbun kekayaan. Bagi mereka yang pintar memanfaatkannya, situasi ini justru menjadi peluang usaha yang besar. Di Era Industri 4.0 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin berkembang pesat. Digitalisasi semakin maju, bahkan seluruh pembayaran maupun kegiatan-kegiatan masyarakat semakin bergeser kearah yang serba digital.

Salah satu cara menyimpan uang di masa pandemik yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan metode mengikuti arisan online. Di Indonesia, arisan merupakan fenomena sosial yang terjadi diberbagai daerah. Sampai saat ini arisan telah menjadi kegiatan masyarakat,misalnya di instansi pemerintah, perusahaan, rukun tetangga, sekolah, bahkan tempat ibadah. Sebagai kegiatan sosial, sebagian masyarakat menganggap bahwa arisan berfungsi sebagai media daya tarik untuk saling kunjung, saling kenal, saling memberi dan membutuhkan, serta sebagai media kerukunan. Sedangkan sebagai kegiatan ekonomi, arisan menyerupai koperasi karena dana berasal dari anggota arisan dan disalurkan untuk kepentingan anggota itu sendiri. Dan pada dasarnya, yang terjadi disini adalah hutang piutang.

Belakangan ini mulai ramai ada arisan online, yang mana arisan ini dibentuk oleh sekelompok orang yang saling mengenal atau tidak mengenal untuk melakukan kegiatan pengumpulan uang sebagaimana arisan secara langsung pada umumnya, namun memanfaatkan media elektronik sosial media untuk membentuk suatu perkumpulan ini. Mekanisme pelaksanaanya juga tidak jauh berbeda dengan arisan secara langsung. Setiap anggota dari arisan itu mempunyai dua peranan, yaitu sebagai kreditur sekaligus debitur.

Setiap yang ikut arisan ini akan dikenakan bayaran awal, denda, dan kurangnya silaturahmi dalam arisan ini dikarenakan ketidak adanya saling bertatap muka, hanya berinteraksi dengan sosial media saja. Bayaran awal pada arisan ini adalah diperuntukan oleh yang mengikuti arisan ini, yang dibuat oleh admin arisan itu sendiri. Bayaran awal di sini adalah uang muka, di mana yang mengikuti arisan ini harus membayar biaya awal (administrasi) yang telah ditentukan oleh admin arisan online tersebut.

Pengumpulan uang dalam arisan online dapat melalui media ATM ataupun E-commerce. Berbeda dengan arisan pada umumnya, yang berkumpul dan sebagai ajang untuk silahturahmi, arisan online ini hanya dilakukan dengan metode transfer antar bank sehingga para peserta arisan tidak perlu berkumpul di suatu tempat. Trobosan ini sangat bagus karena untuk menghin dari perkumpulan banyak orang yang mana melanggar protokol kesehatan selama pandemic covid yang tak kunjung usai.

Dalam ilmu hukum arisan online termasuk dalam jenis hutang piutang yang berarti terjadi perikatan atau perjanjian antara dua pihak atau lebih. Sehingga dasar hukum arisan online diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang berbunyi:

“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.”

Namun tak dapat dipungkiri, dalam setiap kegiatan tentu saja terdapat resiko yang harus ditanggung oleh para pelaku ekonomi. Arisan online ini sangat berpotensi adanya tindak kejahatan berupa penipuan. Angka penipuan arisan online ini semakin meningkat setiap harinya. Maraknya media yang memberitakan tentang penipuan dalam arisan online, tak menyurutkan niat orang-orang untuk ikut dalam kegiatan ini. Tak tanggung-tanggung akibat arisan online ini tidak hanya angka jutaan saja, tetapi ada pula hingga mencapai milyaran rupiah. Jelas sekali ini sangat meresahkan dan juga termasuk dalam kegiatan penggelapan sebagaimana diatur dalam Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi sebagai berikut:

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.”

Apabila terdapat kasus peserta arisan online yang abai akan kewajibannya, maka orang tersebut dianggap melakukan kegiatan wanprestasi sebagaimana diatur dalam Pasal 1243 KUH Perdata

“Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan.”

Arisan online yang tadinya diharapkan dapat menjadi wadah untuk menabung uang dan mengunduh dikemudian hari, ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan ini justru menjadi malapetaka bagi sebagian orang yang mengalami kasus demikian. Selain itu, dalam beberapa kasus antara owner dan anggota arisan tidak saling mengenal bahkan tidak pernah bertemu. Ini akan semakin memperparah situasi apabila nantinya terjadi suatu kasus atau hal-hal lainnya, karena jika terjadi masalah hanya bisa menghubungi secara online mengingat tidak tau tempat kediaman dan lain-lain.

%PDF-1.4 %âãÏÓ 114 0 obj << /Type /FontDescriptor /FontName /Times#20New#20Roman,Bold /Flags 32 /ItalicAngle 0 /Ascent 891 /Descent -216 /CapHeight 677 /AvgWidth 427 /MaxWidth 2558 /FontWeight 700 /XHeight 250 /Leading 42 /StemV 42 /FontBBox [-558 -216 2000 677] >> endobj 115 0 obj [250 0 0 0 0 0 0 0 333 333 0 0 0 0 250 278 500 500 500 500 0 500 0 500 0 0 333 0 0 0 0 0 930 722 667 722 722 667 611 778 778 389 500 778 667 944 722 0 611 0 722 556 667 722 722 0 0 722 0 0 0 0 0 500 0 500 0 0 556 444 0 500 0 278 0 556 278 833 556 500 0 0 444 389 333 556] endobj 113 0 obj << /Type /Font /Subtype /TrueType /BaseFont /Times#20New#20Roman,Bold /Encoding /WinAnsiEncoding /FontDescriptor 114 0 R /FirstChar 32 /LastChar 117 /Widths 115 0 R >> endobj 117 0 obj << /Type /FontDescriptor /FontName /Times#20New#20Roman,BoldItalic /Flags 32 /ItalicAngle -16.4 /Ascent 891 /Descent -216 /CapHeight 677 /AvgWidth 412 /MaxWidth 1948 /FontWeight 700 /XHeight 250 /Leading 42 /StemV 41 /FontBBox [-547 -216 1401 677] >> endobj 118 0 obj [667 0 0 722 667 0 0 778 389 0 0 611 0 722 722 611] endobj 116 0 obj << /Type /Font /Subtype /TrueType /BaseFont /Times#20New#20Roman,BoldItalic /Encoding /WinAnsiEncoding /FontDescriptor 117 0 R /FirstChar 65 /LastChar 80 /Widths 118 0 R >> endobj 120 0 obj << /Type /FontDescriptor /FontName /Times#20New#20Roman /Flags 32 /ItalicAngle 0 /Ascent 891 /Descent -216 /CapHeight 693 /AvgWidth 401 /MaxWidth 2614 /FontWeight 400 /XHeight 250 /Leading 42 /StemV 40 /FontBBox [-568 -216 2046 693] >> endobj 121 0 obj [250 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 278 0 0 0 0 0 0 722 0 0 722 611 556 722 722 333 389 0 0 889 722 722 556 0 0 556 0 722 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 444 0 0 500 444 0 0 500 278 278 500 278 778 500 500 0 0 333 389 278 500 0 0 0 500] endobj 119 0 obj << /Type /Font /Subtype /TrueType /BaseFont /Times#20New#20Roman /Encoding /WinAnsiEncoding /FontDescriptor 120 0 R /FirstChar 32 /LastChar 121 /Widths 121 0 R >> endobj 123 0 obj << /Type /XObject /Subtype /Image /Width 250 /Height 250 /ColorSpace /DeviceRGB /BitsPerComponent 8 /Filter [/FlateDecode /DCTDecode] /Interpolate true /Length 8342 /DecodeParms [null << /Quality 60 >>] >> stream xœ�yw4\¿îÆÄhÑE3A”DM´1DôD‹Þ"ú‚ÑE£Ñ»h!D-z7:‰ÞEˆ’¨×ïœûžûž÷þîºçœÏ^Ï{}÷ú®ýìOyž½÷ÕÔÕ, Ü$&!%!ºIJBJN~“‚†�Ž†šš†ÂJÏv÷Ž ÀÝ;ü|Â*ÒÂ÷ðñËèÉ*

Arisan online fiktif merupakan tindak penipuan berkedok arisan. Pertanggungjawaban pidana bagi pelaku tindak pidana penipuan arisan online mengacu pada KUHP dan UU No.11 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah menjadi UU No.19 Tahun 2016 tentang UU ITE.

Pemanfaatan teknologi yang masif terbukti memudahkan segala urusan di lini kehidupan, termasuk di dalamnya kegiatan arisan yang dilakukan secara online. Bagi masyarakat Indonesia, kegiatan arisan bukan hanya sekadar mengumpulkan uang melainkan juga menjalin kegiatan silaturahmi.

Sistem arisan yang memutar keuangan masyarakat membuat setiap masyarakat dapat menikmati hasil meski dengan waktu tertentu dengan sistem menabung. Mengikuti arus modern, arisan konvensional tatap muka berubah sistem menjadi arisan yang dilakukan secara online.

Meski memiliki risiko tinggi karena dilakukan atas dasar asas kepercayaan dan dilakukan tidak bertatap muka, arisan online masih menjadi pilihan praktis bagi masyarakat. Dalam hukum, kasus yang terjadi dalam arisan online fiktif dapat dijerat dengan hukum pidana dan perdata.

Secara yuridis, kasus arisan online fiktif merupakan tindak penipuan berkedok arisan. Pertanggungjawaban pidana bagi pelaku tindak pidana penipuan arisan online mengacu pada KUHP dan UU No.11 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah menjadi UU No.19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

KUHP mengatur mengenai kejahatan penipuan dari Pasal 378 sampai Pasal 394. Pasal 378 berbunyi barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Sedangkan UU ITE mengatur tindak pidana kejahatan khusus melalui media elektronik, salah satunya adalah arisan online. Dalam UU ITE, pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku arisan online fiktif diatur dalam Pasal 45 sampai dengan Pasal 52.

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Dua orang wanita warga Jambon Gesikan, RT 2, RW 4, Cacaban, Magelang Tengah, Kota Magelang, RI (29) dan FF (28) kini harus berurusan dengan aparat penegak hukum. Keduanya mengelola arisan online yang diduga bermasalah.

Tersngka FF ketika ditanya wartawan mengaku telah mengelola arisan online sejak Oktober 2020 sampai Juni 2021. Dia baru berurusan dengan polisi saat ini.

Uang yang terkumpul dari arisan itu sekitar Rp 1 miliar. Uang itu dipinjamkan kepada orang lain. Dia mengambil bunga dari arisan itu.

Pesertanya sebagian besar warga Kota Magelang. “Peserta dari arisan itu sekitar 50 orang. Simpanan dari peserta minimal Rp 1,8 juta dan tertinggi Rp 50 juta,” katanya, Kamis 19 Mei kemarin.

Kapolres AKBP Mochammad Sajarod Zakun menuturkan, pihaknya telah mengungkap tindak pidana penipuan dan atau penggelapan dalam arisan yang bernama Arisan Aiko. Kedua tersangka merupakan admin Arisan Aiko.

Adapun modusnya, tersangka  menggunakan nama orang lain sebagai peserta fiktif yang berperan sebagai peminjam atau orang yang dibiayai. Cara itu agar peserta lain mengira bahwa dalam arisan itu memang benar ada peminjamnya dan menyerahkan uang modal investasi kepada tersangka. Namun, karena peminjam tersebut fiktif dan sebenarnya adalah tersangka sendiri, uang tersebut diterima tersangka sendiri dan tidak digunakan sebagaimana mestinya.

Dipaparkan, pada awalnya sekira bulan Oktober 2020, tersangka RI mendapatkan referensi dari instagram kemudian mempelajari cara kerja, metode, pola, dan mekanisme arisan dengan sistem menurun. Termasuk dari mana dan bagaimana admin mendapatkan keuntungan. Tersangka kemudian bertukar pikiran dengan tersangka FF dan sepakat menjalankan Arisan Aiko.

Arisan yang dikelola tersangka RI alias Prenjak merupakan sistem arisan dengan jumlah pembayaran yang berbeda-beda bagi setiap pesertanya. Namun mendapatkan hasil atau perolehan yang sama.

Pada arisan menurun terdapat satu atau beberapa orang admin yang akan membuat tabel. Dalam tabel tersebut, admin menentukan hasil atau perolehan arisan, jumlah peserta arisan, nomor urut beserta besaran iuran masing -masing nomor urut tersebut dan biaya admin. Dalam tabel arisan menurun, nomor urut disusun secara vertikal mulai dari nomor satu pada paling atas, kemudian nomor urut selanjutnya di bagian bawahnya.

Dalam arisan menurun, nomor urut satu adalah admin, kemudian nomor urut berikutnya adalah peserta. Pada nomor urut satu (admin), tidak dikenai iuran. Sedangkan pada nomor urut selanjutnya, baru dikenai iuran dengan ketentuan pada masing-masing nomor urut, semakin ke bawah, semakin sedikit nominal iurannya. Setelah final, admin mempublikasikan tabel arisan menurun kepada khalayak dengan cara mengunggah di grup dan atau status WhatsApp, kemudian peserta yang tertarik dapat mengisi nomor urut dengan cara menghubungi admin.

Dalam arisan itu berlaku siapa cepat dia dapat memilih nomor urut. Oper slot atau jual-beli arisan adalah apabila pada arisan menurun terdapat suatu dan lain hal sehingga ada nomor urut (slot) arisan yang belum terisi. Sedangkan periode arisan sudah harus berjalan, maka admin akan mempublikasikan kepada khalayak.

Guna menarik minat peserta, admin akan menjual dengan harga yang terpaut jauh di bawah besaran hasil atau perolehan arisan.

Dijelaskan pula, kerugian yang dialami para peserta arisan itu adalah orang yang telah menyerahkan uang kepada tersangka RI dan FF. “Total dana masyarakat yang terkumpul senilai Rp 1,2 miliar,” jelasnya.